Senin, 31 Desember 2012

Memperbaiki alat rekam (mikropone)

CARA MEMPERBAIKI MIK/MIC/MICROPHONE/MIKROPHONE Ada dua macam Mikrophone menurut koneksinya yaitu mikrophone yang memakai kabel dan mikrophone tanpa kabel atau Wireles. Mikrophone yang akan kita bahas kali ini adalah mikrophone kabel. Beberapa kerusakan/keluhan yang sering dijumpai pada jenis mik ini diantaranya: a.Tidak ada bunyi sama sekali atau mati total. b.Kadang-kadang nyala kadang-kadang mati, menyala bila kabelnya digerak-gerakan atau dibengkokkan. c.Bila sedang dipegang mengeluarkan suara yang berisik seperti suara tikus yang keluar dari pengeras suara/speaker. Sebelum mulai memperbaiki alangkah baiknya kita siapkan dulu peralatan pendukungnya yaitu: 1.Obeng plus ukuran kecil 2.AVO meter 3.Timah 4.Tang buaya/tang monyong. 5.Pisau cutter. 6.Solder listrik 1. Tidak ada bunyi/mati total Penyebabnya bisa bermacam-macam mulai dari lilitan mik yang putus, putusnya kabel penghubung konektor ke lilitan mik sampai kabel miknya yang putus, maka dari itu memperbaikinyapun harus diurut satu persatu.mulailah dengan: a.Mencabut mik dari kabelnya, kemudian ganti dengan kabel mik lain yang masih bagus, b.Bila mik tidak berfungsi(tidak keluar suara dari pengeras suara) berarti miknya yang rusak c.Untuk memperbaikinya cobalah untuk membuka konektor mik yang ada di dalam batang mik dengan melonggarkan sekrup kecil yang ada di bagian luar mik, lalu cabut pelan-pelan konektornya,hati-hatilah saat mencabut karena kabel konektor sangat pendek, bila anda tergesa-gesa maka kabelnya akan putus. d.Periksalah kabel dari mulai konektor sampai lilitan/spul apakah tersambung baik, bila masih terhubung dengan baik maka tahap selanjutnya adalah e.Mengukur konektor 1 dan 2 memakai AVO meter RX1, bila jarum AVO meter tidak bergerak maka lilitan/spull mik putus gantilah dengan yang baru. f.Bila mik berfungsi dengan baik berarti kabelnya yang rusak. Untuk memperbaiki kabel mik periksalah mulai dari jack mik, kabel mik, sampai jack 1/4" mungkin ada di antara ketiga komponen itu yang putus. untuk mengukur kabel cobalah menggunakan AVO meter RX1, bila jarum AVO meter diam maka kabel mic putus dan bila jarum AVO meter bergerak ke nol dan diam maka kabel masih dalam keadaan baik. 2. Kadang-kadang menyala kadang-kadang mati (menyala bila kabelnya digerak-gerakkan atau dibengkokkan). Biasanya gejala ini diakibatkan oleh terputusnya kabel mik atau konektor tapi jarak kedua ujung yang putus itu dekat sekali oleh sebab itu mic kadang-kadang nyala kadang-kadang mati saat digerakkan. cara memperbaikinya ikutilah langkah-langkah pada poin 1. khusus untuk kabel mik kerusakan(putus) ada pada bagian kabel yang menyala hidup bila kabel bebengkokkan, kupaslah kabelnya dan buang bagian yang putusnya. 3. Bila mic sedang dipegang keluar suara berisik seperti suara tikus dari pengeras suara. Keluhan seperti ini sangat umum terjadi, diakibatkan oleh terputusnya jalur input/positip(jalur ini mengalir pada ujung janck 1/4", bagian tengah kabel mic, pin/terminal no.2 soket atau konektor mic). Untuk memperbaikinya ikutilah tahap-tahap pada poin 1. "Jalur yang mengalir dari mic sampai jack 1/4" terdiri dari dua kabel yaitu input/positip dan ground/negatip". "Komponen mic: lilitan/spull, sakelar dan konektor". "Komponen kabel mic: Jack 1/4", kabel, dan soket mic"

Perbedaan Antara Replikasi dan Duplikasi Disc

Perbedaan Antara Replikasi dan Duplikasi Disc A. Replikasi. Replikasi merupakan Proses Penggandaan Media Disc (CD/DVD) dengan proses pabrikasi. jadi CD dibuat langsung dari bijih plastik dan tercetak beserta isinya langsung. biasanya CD ini sudah sepaket dengan Print offset pada label nya (bukan disablon atau di tempel kertas label). ciri lain dari CD ini adanya Judul CD Pada lingkaran poros kepingan CD. dan kode Barcode kode ISSN dsb. Kelebihan : 1. lebih Elegant 2. dianggap original 3. lebih murah Kekurangan : 1. kualitas kadang kurang baik (tergantung kualitas Bijih plastik dan proses pabrikan) 2. tidak bisa duplikasi dalam jumlah sedikit (minimal 1000pcs) B. Duplikasi Duplikasi adalah proses penggandaan CD/DVD melalui proses Burnning pada Disc kosong. proses ini dilakukan untuk produksi yang relatif sedikit. mesin duplikasi ada yang berbentuk CPU Bertingkat khusus yang terdapat 5 - 10 Disc rom. atau melalui CPU biasa dengan Nero. label pada CD Ini terkadang menggunakan kertas label atau merk Disc tertentu. Kelebihan : 1. Bisa dengan kuantitas sedikit 2. Kualitas lebih baik (tergantung Merk CD Blank) 3. tidak harus repot2 ke pabrik bisa dilakukan dirumah Kekurangan : 1. dianggap bajakan 2. kurang elegant 3. kadang berat diputar di Rom jika menggunakan Label kertas C. Proses Duplikasi DVD Duplikasi adalah proses pencatatan informasi ke 'burnable' cakram, seperti DVDR dan DVD + R (DVD discs) dan BD-R (Blu-ray disc). Ini bermanfaat untuk pekerjaan turnaround cepat atau salinan yang dibutuhkan relatif sedikit. Ini mirip dengan proses produksi massal Replikasi, meski dengan margin yang sedikit lebih tinggi dari kesalahan. Replikasi membutuhkan kamar yang bersih, teknisi dengan jas putih, dan peralatan mahal. Hanya ada segelintir perusahaan di dunia yang benar-benar dapat membuat ini, Manfaat replikasi berada di kompatibilitas cakram dan biaya rendah dalam skala besar.

APA ITU KASET?

APA ITU KASET? A. PENGERTIAN Kaset adalah media penyimpan data yang umumnya berupa lagu. Berasal dari bahasa Perancis, yakni [[cassette]] yang berarti ‘kotak kecil’. Biasa juga disebut ‘pita kaset’. Kaset berupa pita magnetik yang mampu merekam data dengan format suara. Dari tahun 1970 sampai 1990-an, kaset merupakan salah satu format media yang paling umum digunakan dalam industri musik. Kaset terdiri dari kumparan-kumparan kecil. Kumparan-kumparan dan bagian-bagian lainnya ini terbungkus dalam bungkus plastik berbentuk kotak kecil berbentuk persegi panjang. Di dalamnya terdapat sepasang roda putaran untuk pita magnet. Pita ini akan berputar dan menggulung ketika kaset dimainkan atau merekam. Ketika pita bergerak ke salah satu arah dan yang lainnya bergerak ke arah yang lain. Hal ini membuat kaset dapat dimainkan atau merekam di kedua sisinya. Contohnya, side A dan side B. B. TIPE-TIPE KASET Goresan-goresan yang terdapat pada permukaan kaset menjadi indikasi tipe kaset. Kaset yang paling tinggi, hanya memiliki goresan lindungan tulisan merupakan kaset tipe I. Berikutnya, dengan goresan tambahan untuk goresan lindungan tulisan merupakan tipe II. Sedangkan dua tipe kaset berikutnya merupakan perpaduan antara kaset tipe II dengan sepasang tambahan di tengah-tengah kaset merupakan tipe IV. C. MATERI KASET Materi magnet original pada kaset adalah gamma ferik oksida (Fe2O3). Pada 1970, Perusahaan 3M telah mengembangkan kobalt yang dikombinasikan dengan lapisan ganda untuk meningkatkan level output pita kaset secara keseluruhan. Produk ini dipasarkan dengan label & ldquo;High Energy” di bawah brand Scotch. Di saat yang sama, BASF memperkenalkan kromium dioksida (CrO2) yang pelapisannya menggunakan magnetit (Fe3O4). Pada tahun 1974, TDK memperkenalkan [[avylin]] yang terbukti sangat sukses. Pada tahun 1979, akhirnya 3M memperkenalkan partikel metal murni yang dinamakan metafine. Sedangkan kaset-kaset yang sekarang umum dijual terdiri dari ferik oksida dan kobalt yang dicampur dan diproses, karena sangat jarang ada kaset yang dijual yang menggunakan CrO2 murni sebagai lapisannya. D. SEJARAH dan PERKEMBANGAN Kaset pertama kali diperkenalkan oleh Phillips pada tahun 1963 di Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat, dengan nama Compact Cassete. Kemudian kaset semakin populer di industri musik selama tahun 1970-an dan perlahan-lahan menggeser piringan hitam. Produksi besar kaset diawali pada tahun 1964 di Hanover, Jerman. Pada awalnya, kualitas suara pada kaset ini tidak terlalu bagus untuk musik. Bahkan beberapa model awal tidak memiliki rancangan mesin yang baik. Pada tahun 1971, The Advant Corporation memperkenalkan model terbarunya, Model 201, yang menggabungkan Dolby tipe B pengurang gangguan (noise) dengan pita kromium dioksida. Oleh karena itulah kaset mulai dapat digunakan dalam industri musik secara serius, dan dimulailah era kaset berketepatan tinggi. Selama tahun 1980-an, popularitas kaset tumbuh semakin pesat karena hadirnya rekorder poket portabel pemutarnya seperti Sony’s Walkman. Seperti radio yang menyediakan musik pada 1960-an, pemutar CD portable pada 1990- an, dan MP3 player pada 2000-an, kaset memegang peran besar dalam dunia musik pada 1980-an dan 1990-an, bahkan di era sekarang (setelah 2000-an), kaset masih menjadi salah satu alternatif media musik. Lepas dari segi tekniknya, keberadaan kaset juga berdampak pada perubahan sosial. Keawetan kaset serta kemudahannya untuk dikopi berperan di balik berkembangnya musik punk dan rock. Kaset seakan-akan menjadi pijakan bagi generasi muda di kebudayaan barat. Untuk alasan yang sama pula kaset berkembang pesat di negara-negara berkembang. Pada tahun1970-an, kaset dianggap membawa pengaruh buruk sekularisme di kalangan masyarakat religius India. Teknologi kaset menciptakan pasar yang membludak bagi musik pop di India, menimbulkan kritik dari kaum konservatif dan di waktu yang sama menciptakan pasar besar yang melegitimasi perusahaan-perusahaan rekaman dan pembajakan kaset. E. PENURUNAN POPULARITAS Di banyak negara barat, pasar bagi kaset telah menurun tajam setelah masa puncak kejayaannya di akhir-akhir 1980-an. Welcome to Waena http://www.waena.org Powered by Joomla! Generated: 27 July, 2010, 06:49 Di awal 1990-an popularitas kaset menurun seiring muncul dan berkembangnya compact disc (CD). Di tahun 2000-an penjualan kaset menurun drastis dibandingkan pada tahun 1980-an. Penjualan kaset di Amerika Serikat jatuh drastis di tahun 2006. Semenjak itulah kaset tidak lagi menjadi isu yang menarik bagi industri musik dan major label. Meskipun begitu, di tahun 2008 ini kaset kosong masih diproduksi dan dijual di toko-toko. Baik perekam maupun pemutarnya meskipun semakin hari semakin jarang, masih dapat ditemukan. Perlu diingat bahwa kaset telah mampu diaplikasikan secara spesifik, seperti audio-car, pada tahun 1990-an. Kaset lebih tahan terhadap debu, panas, dan goncangan jika dibandingkan pesaing digital utamanya (CD). Saat perekam suara digital semakin populer, perekam kaset (mikrokaset) cenderung lebih murah Meskipun kaset dan alat-alat lainnya yang berhubungan telah menjadi sesuatu yang dianggap marjinal di industri musik, merekam pada pita analog terkadang masih menjadi suatu pilihan. F. PERKEMBANGAN KASET DI INDONESIA Sebelum 1970-an, dunia musik tanah air menggunakan piringan hitam sebagai sarana untuk mengekspresikan musik. Lokananta di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta merupakan dua perusahaan rekaman pertama di Indonesia. Lokananta, yang merupakan milik pemerintah, berdiri pada tahun 1957. Bertugas untuk memproduksi dan menduplikasi piringan hitam. Namun di tahun 1970-an akhirnya produksi pun bergeser dari piringan hitam ke kaset. Remaco, yang pada masa itu merupakan salah satu perusahaan rekaman besar di Indonesia, mengalami kerugian pada masa awal munculnya kaset di tahun 1970-an. Lagu-lagu dalam piringan hitamnya dibajak ke dalam kaset. Meskipun pada akhirnya Remaco pun memproduksi kaset karena kaset merupakan teknologi yang lebih murah dan praktis dibandingkan dengan piringan hitam yang mahal dan rumit. Meskipun awalnya perusahaan-perusahaan rekaman tersebut mengeluh atas munculnya kaset yang membajak piringan hitam, akhirnya mereka pun—sekaligus perusahaan yang baru muncul— berpaling dan menikmati suatu teknologi baru bernama ‘kaset’ tersebut. Kaset meledak di mana-mana. Para musisi baru di ‘era kaset’ bermunculan dan perlahan menggeser musisi-musisi ‘era piringan hitam&rsquo. Sebut saja Koes Plus, Broery Marantika, dan Emilia Contessa. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan inovasi-inovasi baru di bidang musik, di pertengahan 1990-an, kaset mengalami masa-masa akhir kejayaannya. Masuknya compact disc (CD) ke Indonesia menyediakan alternatif baru dan canggih bagi para penikmat musik. Kualitas suaranya yang lebih jernih dan pemilihan pemutaran lagu yang lebih mudah dan cepat menjadi beberapa kelebihan CD dibandingkan kaset. Meskipun begitu kaset tetap diminati karena harganya yang lebih murah dibandingkan CD. Di tahun 2000-an, kaset pun makin tergencet oleh perkembangan CD. Perusahaan-perusahaan rekaman di tanah air telah menjadikan CD sebagai sarana rekaman musik. Pada perkembangan di Indonesia, kaset tidak hanya digunakan dalam industri musik. Kaset juga biasanya digunakan untuk dakwah-dakwah agama berupa ceramah oleh seorang rohaniawan.

RPP+pendikar = PROSES DUPLKASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah Kudus Mata Pelajaran : Produktif (Teknik Audio Video) Kelas/Semester : XII/ 6 Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 ‘ Standar Kompetensi : 1. Membuat rekaman audio di studio Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan proses duplikasi Indikator : 1.Dijelaskan pengertian dari proses duplikasi atau penggandaan 2.Dihasilkan rekaman yang siap untuk diduplikasi I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat : 1.menjelaskan perbedaan antara duplikasi disk (penggandaan) dan replikasi disk 2.menyebutkan keuntungan dan kerugian duplikasi disk 3.menyebutkan keuntungan dan kerugian replikasi disk 4.menyebutkan alat-alat duplikasi disk atau penggandaan 5.menjelaskan langkah-langkah proses duplikasi atau penggandaan yang menghasilkan rekaman untuk diduplikasi II.Materi Ajar 1. Proses duplikasi atau penggandaan 2. Macam-macam alat duplikasi III. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : ceramah, demonstrasi,tanya jawab, penugasan. 2. Model Pembelajaran : Contextual, kolaborasi IV Langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan: a.Guru bersama-sama siswa berdoa dengan khusyu dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan. b.Guru memberikan apersepsi keterkaitan antara SK/KD yang akan dibahas. c.Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran tentang pengertian duplikasi dan replikasi, d.Guru memberi motivasi siswa secara komunikatif dan kreatif dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pengertian duplikasi dan langkah-langkah proses duplikasi. e.Guru menyampaikan kerangka materi tentang pengertian duplikasi dan langkah- langkah proses duplikasi untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. 2.Kegiatan Inti: 2.1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Melibatkan peserta didik secara mandiri dan bekerja keras mencari informasi yang luas tentang pengertian duplikasi dan langkah-langkah proses duplikasi dari berbagai sumber b. Mengunakan berbagai macam pendekatan pembelajaran dan sumber belajar lain untuk menjelaskan tentang pengertian duplikasi dan langkah-langkah proses duplikasi yang menghasil rekaman untuk diduplikasi. c. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru sebagai wujud peduli sosial, kerjasama dan persahabatan, lingkungan dan sumber belajar lainnya sebagai wujud peduli lingkungan d. Memfasilitasi peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran secara bertanggung jawab dan mandiri e. Memfasilitasi peserta didik untuk mencari pengertian duplikasi dan langkah- langkah proses duplikasi lewat internet atau media lain untuk menumbuhkan gemar membaca, rasa ingin tahu, disiplin dan kerja keras. 2.3 Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam sebagai wujud gemar membaca, kreatif dan rasa ingin tahu melalui tugas tertentu untuk pengertian duplikasi dan langkah-langkah proses duplikasi yang menghasil rekaman untuk diduplikasi. b. Memfasilitasi peserta didik mealui pemberian tugas untuk memunculkan gagasan baru baik secara kreatif dan disiplin tentang pengertian duplikasi dan langkah-langkah proses duplikasi yang menghasil rekaman untuk diduplikasi. c. Memberikan kesempatan untuk berfikir menganalisis sebagai wujud rasa ingin tahu, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut sebagai wujud tanggung jawab untuk menganalisis langkah-langkah proses duplikasi yang menghasil rekaman untuk diduplikasi. d. Memfasilitasi peserta didik dalam pemeblajaran kooperatif dan kolaboratif sebagai wujud toleransi, persahabatan dan komunikatif. e. Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar menganalsisi langkah-langkah proses duplikasi yang menghasilkan rekaman untuk diduplikasi untuk dirinya dan orang lain sebagai wujud menghargai prestasi 2.4 Konfirmasi a. Guru memberikan umpan balik positif kepada siswa dan penguatan dengan tanya jawab berkaitan dengan materi pelajaran pengertian duplikasi dan langkah-langkah proses duplikasi. b. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik dari berbagai sumber. c. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperolah pengalaman belajar yng telah dilakukan. d. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai KD dengan membantu menyelesaikan masalah dan memberikan informasi motivasi peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif terhadap permasalahan/kesulitan tentang pengertian duplikasi dan langkah-langkah proses duplikasi yang menghasilkan rekaman untuk diduplikasi. 3. Penutup a. Guru membimbing siswa secara mandiri untuk membuat rangkuman dari materi pengertian duplikasi dan langkah-langkah proses duplikasi. b. Guru melakukan penilaian (pos test) /refleksi terhadap kegiatan baik dari tugas kelompok maupun tugas mandiri secara bertanggung jawab.. c. Guru memberikan umpan balik terhadap materi pengertian duplikasi dan langkah- langkah proses duplikasi secara demokratis. d. Guru merencanakan tindaklanjut secara mandiri dalam bentuk program remedial, program pengayaan dan memberikan tugas mandiri maupn kelompok sesuai hasil belajar siswa. e. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya untuk KD berikutnya. E.Alat/Bahan dan Sumber Belajar 1. Alat/Bahan : 1. 1 Laptop/Komputer 1. 2 File bahan ajar 1. 3 LCD 1. 4 Hardisk sebagi media rekam digital, Konektor, Soft ware, Soundcard 1. 5 Mikropone, Mixer Audio, equalizer, Audio Reverb, Tape recorder 1. 6 Pita kaset, CD blank 2. Sumber Belajar: 2.1 Internet http://homerecording.about.com 2.2 Internet www.shure.com 2.3 Internet www.soundonsound.com 2.4 Sri Waluyanti dkk, 2008, Sistem Pembuatan Master dan Rekaman, Direktorat Pembinaan SMK 2.5 Bambang Sumarno HM, 2009, Konversi Dan Kompresi File, Universitas Negeri Yogyakarta F. Penilaian 1. Jelaskan apakah perbedaan antara duplikasi disk dan replikasi disk itu! 2. Jelaskan dengan blok diagram alur proses duplikasi atau penggandaan disk yang anda ketahui! 3. Sebutkan macam-macam alat duplikasi! 4. Sebutkan keuntungan dan kerugian duplikasi! 5. Sebutkan keuntungan dan kerugian replikasi! Tugas mandiri (TM): Cari sumber diinternet tentang proses perekaman sistem analog dan sistem digital! Kunci jawaban 1. a.Duplikasi adalah proses penggandaan CD/DVD melalui proses Burnning pada Disc kosong. Proses ini dilakukan untuk produksi yang relatif sedikit. b.Replikasi merupakan Proses Penggandaan Media Disc (CD/DVD) dengan proses pabrikasi. jadi CD dibuat langsung dari bijih plastik dan tercetak beserta isinya langsung. biasanya CD ini sudah sepaket dengan Print offset pada label nya (bukan disablon atau di tempel kertas label). ciri lain dari CD ini adanya Judul CD pada lingkaran poros kepingan CD. dan kode Barcode kode ISSN dsb. 2. Proses duplikasi sbb:
3. Macam-macam alat duplikasi disk adalah a. duplikasi analog : pita kaset, tape corder, mikropone, mixer, audio mixer,open riel, audio kompresor, speaker monitor. b. duplikasi digital : keping CD blank, konektor, PC (hardware: sound card, soft ware: waveLab dan Sound Forge kalau yang freewarenya Wavosour, Soundengine. 4. Keuntungan dan kerugaian duplikasi sbb: Kelebihan : 1. Bisa dengan kuantitas sedikit 2. Kualitas lebih baik (tergantung Merk CD Blank) 3. tidak harus repot2 ke pabrik bisa dilakukan dirumah Kekurangan : 1. dianggap bajakan 2. kurang elegant 3. kadang berat diputar di Rom jika menggunakan Label kertas 20 5. Keuntungan dan kerugaian replikasi sbb: Kelebihan : 1. lebih Elegant 2. dianggap original 3. lebih murah kekurangan : 1. kualitas kadang kurang baik (tergantung kualitas Bijih plastik dan proses pabrikan) 2. tidak bisa duplikasi dalam jumlah sedikit (minimal 1000pcs) Kudus, januari 2013 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Purwanta Agung S, S.Pd, M.M Supriyadi, SPd, M.M